TEMPO.CO, New York - Setidaknya 70 wartawan tewas saat melakukan tugas jurnalistik di seluruh dunia pada tahun 2013, menurut Committee to Protect Journalists. Lembaga ini menyatakan, Timur Tengah dua tahun ini bak ladang pembantaian bagi wartawan.
Suriah disebut organisasi ini sebagai lokasi yang paling berbahaya bagi wartawan, dengan jumlah wartawan tewas terbanyak, 29 orang. Korban tewas tak hanya jurnalis tapi juga penyiar yang bekerja untuk media yang berafiliasi baik dengan pemerintah atau oposisi. Tak selamanya mereka tewas karena ketidaksengajaan, seperti yang dialami seorang wartawan Al-Jazeera, Mohamed al-Mesalma, yang ditembak oleh seorang penembak jitu.
Sebanyak 10 wartawan tewas di Irak dan enam orang di Mesir, menurut laporan tahunan mereka. Di Mesir, setengah dari mereka tewas saat melaporkan insiden 14 Agustus, saat penumpasan oleh pasukan keamanan Mesir terhadap demonstran yang memprotes penggulingan Presiden Mohamed Morsi.
"Timur Tengah telah menjadi ladang pembantaian bagi wartawan. Sementara sejumlah wartawan dibunuh karena pekerjaan mereka telah menurun di beberapa tempat, perang sipil di Suriah justru menggandakan jumlah mereka yang tewas," kata Wakil Direktur Committee, Robert Mahoney. Masyarakat internasional baik pemerintah dan kelompok bersenjata diminta lembaga ini untuk menghormati status sipil wartawan dan mengadili para pembunuh wartawan.
Komite yang berbasis di New York ini selalu mengeluarkan data tahunan mereka sejak tahun 1992.
Tak semua wartawan yang tewas karena meliput pertempuran atau konflik. Di beberapa negara mereka juga dibunuh setelah melaporkan subjek pemberitaan yang sensitif, seperti tindak tak elok oknum kepolisian, korupsi, politik, dan perdagangan narkoba. Kasusnya tersebar di Brasil, Kolombia, Filipina, India, Bangladesh, Pakistan, dan Rusia.
Dua wartawan Radio France Internationale diculik dan dibunuh setelah bertemu dengan pemimpin separatis etnis Tuareg di Kidal, Mali. Militan di Irak membunuh lima anggota staf berita Salaheddin TV dalam serangan bunuh diri bulan ini di kantor mereka di Tikrit.
Untuk pertama kalinya dalam satu dekade, tidak ada wartawan yang diketahui telah dibunuh karena pekerjaan mereka di Meksiko.
CPJ masih menyelidiki kematian 25 jurnalis pada tahun 2013, tidak termasuk dalam penghitungan 70 orang wartawan yang terbunuh, untuk menentukan apakah mereka tewas karena ada hubungannya dengan pekerjaan mereka atau tidak.
AP | TRIP B
Tidak ada komentar:
Posting Komentar