Kamis, 26 Desember 2013

Berita Internasional - Yahoo Indonesia News: Cap Teroris Dituding Cara Mesir Habisi Al-Ikhwan  

Berita Internasional - Yahoo Indonesia News
Dapatkan berita Internasional terkini dari Yahoo News Indonesia. Temukan berita Internasional terbaru, termasuk analisis dan opini tentang berita Internasional populer.The latest international news headlines from Yahoo Indonesia News // via fulltextrssfeed.com 
Introduction to Coaching & CEC's

In less than an hour, you'll learn how to win the hearts of your members and build a successful fitness community. Sign up for this $49 online course.
From our sponsors
Cap Teroris Dituding Cara Mesir Habisi Al-Ikhwan  
Dec 26th 2013, 10:00

TEMPO.CO, Kairo - Mesir telah menetapkan Al-Ikhwan al-Muslimun sebagai kelompok teroris. Bahkan, pemerintah akan menerapkan hukum terorisme bagi siapa saja yang terlibat, membantu keuangan, dan menyebarkan kegiatan Al-Ikhwan mulai Rabu, 25 Desember 2013.

Muhamed Toson, anggota Al-Ikhwan, menilai cara itu digunakan pemerintah sementara Mesir yang didukung militer untuk membunuh lawan-lawan politiknya. "Mereka ingin Al-Ikhwan mati," katanya seperti dikutip laman Al-Ahram, Kamis, 26 Desember 2013.  

Dia membantah tuduhan pemerintah yang menyebut Al-Ikhwan terlibat dan sering berlatih kekerasan. Menurut dia, tuduhan itu telah menjadi pukulan bagi upaya rekonsiliasi nasional setelah militer mengkudeta pemerintahan Presiden Muhamed Mursi pada 3 Juli lalu. "Keputusan itu akan merusak rekonsiliasi nasional," katanya.

Keputusan pemerintah Mesir itu dibacakan Wakil Perdana Menteri Hossam Eissa melalui stasiun televisi al-Masriaya, Rabu waktu setempat. Penetapan dilakukan setelah aksi bom menghantam kantor polisi di Mansoura, Sungai Nil, Selasa lalu.

Sebanyak 14 orang tewas dan melukai 140 orang. Insiden ini masih dalam penyelidikan kepolisian setempat. Padahal kelompok afiliasi Al-Qaidah yang berbasis di Sinai, Ansar Beit al-Maqdis, mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.

Pro dan kontra mewarnai penetapan ini. Gamal Salama, seorang profesor ilmu politik di Canal Suez University, mengatakan rekonsiliasi dengan kelompok teroris tidak relevan. "Langkah untuk menyatakan itu sebagai kelompok teroris adalah permintaan masyarakat," kata Salama. Ia juga tak yakin pemerintah memiliki kekuatan dan alat untuk melaksanakan keputusan tersebut.

Sebaliknya, Hany el-Gamal, Direktur Kanana Center for Political and Strategic Studies, mengatakan keputusan pemerintah datang dalam waktu yang tepat terutama setelah serangan mematikan di Mansoura. "Jika pemerintah tidak mengambil langkah tersebut, seluruh transisi roadmap akan terkena dampak negatif," katanya. Dia mencontohkan kekhawatiran tentang partisipasi publik dalam referendum yang akan datang.

XINHUA | EKO ARI

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions

Tidak ada komentar:

Posting Komentar