TRIBUNNEWS.COM - Presiden Paris Saint-Germain, Nasser Al-Khelaifi mengaku was-was menanti hasil investigasi Komisi Finansial Kontrol Klub-Klub Eropa (CFCB) yang akan diumumkan awal Mei ini.
Investigasi dilakukan karena adanya dugaan pelanggaran kebijakan Financial Fair Play (FFP) yang dilakukan oleh 76 klub Eropa, termasuk Manchester City dan Paris Saint-Germain.
Jika terbukti bersalah, maka klub-klub tersebut menghadapi ancaman maksimum tidak boleh terlibat di bursa transfer pemain. UEFA menegaskan, akan terus menjaga kerahasian klub-klub yang diduga melanggar ketentuan FFP itu selama proses investigasi tersebut. UEFA baru akan mengkomunikasikan hasil rapat tersebut dan sanksi-sanksi yang diterapkan pada 5 Mei mendatang.
Kerja sama PSG dengan Otoritas Pariwisata Qatar senilai 167 juta pound dianggap tidak bisa membuat PSG terhindar dari kemungkinan sanksi UEFA. Sebelumnya, PSG berharap kerja sama ini dapat menutupi kerugian yang dialami oleh PSG sebesar 130 juta pound. Namun, Al-Khelaifi, membantah kesepakatan yang tercapai pada Januari 2014 silam bukan sebagai trik untuk menyiasati kebijakan FFP.
"Kontrak kami dengan Otortas Pariwisata Qatar bukanlah trik akunting. Kontrak ini sama dengan yang kami miliki dengan Emirates. Semuanya legal dan pengacara kami juga cukup kompeten. Tidak ada alasan buat UEFA untuk tidak menyepakatinya," kata Al Khelaifi seperti dilansir L'Equipe.
Baca di Koran Super Ball, Rabu (30/1/2014)
Baca Juga:
Presiden PSG Gelisah Tunggu Keputusan Sanksi UEFA
Ariel NOAH Bimbing Sophia Latjuba Masuk Islam?
Aleksandar Kolarov Jadi Rebutan Juventus, AS Roma dan AC Milan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar