TRIBUNNEWS.COM, CLERMONT - Helena Costa menyatakan tak gentar usai resmi dinyatakan sebagai pelatih baru klub Prancis Clermont. Kabar pelatih perempuan ini memang membuat heboh di Prancis. Ya karena itu terjadi Prancis.
Seorang penulis Prancis, Caroline Bauer kepada CNN menyebut penunjukan Helena Costa menjadi kejutan besar karena itu terjadi di Prancis. "Masyarakat Prancis itu sexist (diskriminasi berdasar jenis kelamin). Jadi ini kejutan besar dan banyak orang bilang itu ide yang buruk," kata Bauer.
Clermont baru menuntaskan kompetisi kelas dua di Prancis, Ligue 2 di peringkat 14 musim ini. Tantangan akan dihadapi Costa setelah rehat musim panas.
Siapa Helena Costa ? Perempuan 36 tahun asal Portugal itu adalah sarjana Ilmu Olah raga. Costa pernah menangani timnas perempuan sepak bola Iran dan Qatar.
Dia juga pernah menangani tim muda (pria) Benfica hingga meraih dua gelar juara dunia. Dia juga sempat menjadi tim pemandu bakat klub Skotlandia Celtic.
Reputasi sukses Helena Costa membuatnya dapat julukan "Mourinho yang menggunakan rok". Merujuk pada tangan dingin bos Chelsea Jose Mourinho.
"Saya rasa itu ada di liga manapun. Bila klub tak punya anggaran besar, bukan berarti pemain tak bisa mempunyai ambisi besar dan komitmen," ujar Costa.
Costa menegaskan bersama tim mereka menentukan tujuan bersama. "Tetapi menang adalah tujuan umum yang ingin dicapai. Saya datang untuk menang," ujar Costa.
Menurut Bauer, awalnya publik menduga Clermont hanya membuat sensasi dengan menunjuk Costa. Namun setelah Costa tampil dan menyatakan niatnya dan berani tampil di hadapan media-media Prancis, suasana menjadi berubah.
"Sekarang kami mengerti bahwa dia memiliki tujuan nyata bersama Clermont. Dan dia ingin membuktikan bisa menjadi pelatih sesungguhnya seperti para lelaki," ujar Bauer.
Di dunia sepak bola ada sejumlah nama perempuan ikut mewarnai di tengah dominasi pria. Mereka memegang peranan bahkan di tengah tim sepak bola yang sebagian besar berisi para lelaki. Beberapa nama dirangkum dari CNN antara lain mantan Direktur Pelaksana Birmingham City Karren Brady yang menjadi Wakil Ketua Klub Liga Primer Inggris West Ham, lalu ada Eva Carneiro yang menjadi Kepala Tim Dokter di Chelsea FC. Pada tahun 1999 ada nama Carolina Morace yang menangani tim serie C1 Italia Viterbese meski hanya dua pertandingan.
Di Indonesia, sejumlah perempuan pernah menjadi manajer klub raksasa di antaranya Diza Rasyid Ali yang sempat menangani Persija Jakarta dan PSM Makassar di akhir tahun 1990-an. Lalu ada nama Indah Kurnia yang menjadi manajer Persebaya Surabaya saat meraih juara Divisi Satu musim 2006.
Baca Juga:
Perempuan Portugal Jadi Pelatih di Prancis, Mengapa Heboh ?
Gadis Belia Lari Tanpa Busana Usai Dirudapaksa Polisi
Rivalitas Indonesia-Malaysia di Piala Thomas: Alan Budi Kusuma Pernah Diantar Bus Penjara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar