TEMPO.CO, San Salvador - Seorang mantan guru di daerah pedesaan yang menjadi komandan pemberontak selama perang sipil yang panjang El Salvador dilantik sebagai presiden, Minggu. Salvador Sanchez Ceren (69) menjadi mantan gerilya pertama yang memimpin negara di Amerika Tengah itu.
Usai pelantikannya, Ceren berjanji akan membangun negaranya untuk meraih kehormatan serta melakukan penghematan, efisiensi, dan transparansi. Sebanyak 13 kepala negara dan pemerintahan asing menghadiri acara pelantikannya.
Ceren meninggalkan pekerjaannya dan memutuskan mendirikan Front Pembebasan Nasional Farabundo Marti untuk memerangi pemerintah yang didukung Amerika Sserikat selama konflik 12 tahun di negara itu. Sebanyak 76.000 orang tewas dalam konflik itu. Front menjadi partai politik setelah kesepakatan damai pada tahun 1992.
Atas kemenangannya, dia menyatakan pemerintahnya hanya mungkin berdiri karena "pekerjaan mulia para pahlawan dan martir". "Mereka adalah orang-orang visioner yang memberikan hidup dan bermimpi mereka tentang suatu negara dengan demokrasi di dalamnya," katanya.
Front pertama memenangkan kursi kepresidenan tahun 2009 di bawah pimpinan Mauricio Funes, mantan wartawan yang tidak mengambil bagian dalam pertempuran itu.
Ceren berjanji untuk fokus pada salah satu tantangan terbesar negara itu, yaitu kekerasan antargeng yang telah membuat El Salvador salah satu negara paling berbahaya di dunia. Ia mengatakan ia secara pribadi akan memimpin lembaga yang akan memeranginya. "Kita akan berjuang melawan kejahatan terorganisir, lalu lintas obat, pemerasan, dan semua ekspresi kekerasan," katanya.
Ceren juga berjanji untuk menjaga hubungan baik dengan AS, di mana ratusan ribu migran Salvador hidup. Dolar AS adalah mata uang resmi El Salvador.
AP | INDAH P
Tidak ada komentar:
Posting Komentar