Laporan Richard Susilo, Koresponden Tribunnews.com di Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Perusahaan Jepang, HIS Co.Ltd berencana membuka 100 kantor di Indonesia untuk biro perjalanannya dan bahkan dalam jangka waktu panjang akan menjadi 200 kantor, sehingga bisa mengantongi sekitar 20 hingga 30 persen pangsa pasar Indonesia.
"HIS akan bekerjasama dengan perusahaan telekomunikasi lokal Indonesia guna mengembangkan kantor cabang HIS di Indonesia," papar President HIS, Akira Hirabayashi, kepada pers baru-baru ini. Namun belum mau mengungkapkan nama rekanan perusahaan telekomunikasi Indonesia tersebut.
Selain membuka 100 kantor cabang di Indonesia, HIS juga berencana memiliki sedikitnya 1.000 kantor cabang di dunia, di berbagai negara sehingga mudah diakses oleh masyarakat yang ingin bepergian atau jalan-jalan menggunakan jasa HIS.
Baru-baru ini HIS mengumumkan laporan keuangannya selama enam bulan berakhir April 2014, mengalami kenaikan keuntungan usaha 38,4 persen menjadi 8,3 miliar yen, dan penjualan mencapai 252,6 miliar yen atau naik 12,5 persen. Kenaikan terus menerus untuk sales selama empat periode enam bulanan terakhir ini.
Meskipun demikian, dari keuntungan yang naik 38,4 persen tersebut, sekitar 60 persen keuntungan tersebut ternyata bukan dari penjualan tiket atau perjalanan umumnya, melainkan keuntungan banyak diperoleh dari kunjungan wisatawan ke obyek wisata (theme park) Huis Ten Bosch yang ada di Nagasaki, di selatan Jepang.
Obyek wisata ini diambil alih oleh HIS pada tahun 2010 karena mengalami banyak kerugian dan hampir ditutup, karena 18 tahun merugi terus. Taman hiburan yang dibuat seperti kota di Belanda, gaya Eropa semua, bangunan, infrastruktur dan berbagai desain lainnya.
Keberhasilan ini berkat tangan dingin Chairman HIS, Hideo Sawada. Jumlah pengunjung naik 16,2 persen dari Oktober 2013 sampai dengan Maret 2014, atau berjumlah sekitar 1,5 juta orang.
Bisnis travelnya saat ini memang sangat lemah menghasilkan sedikit keuntungan dibandingkan taman hiburan tersebut. Oleh karena itu Sawada akan meningkatkan fasilitas di sana berupa "smart hotel" yang sedikit jumlah stafnya tapi sangat menguntungkan.
Smart hotel lebih kepada pemesanan hotel sendiri dan pengaturan kunjungan tamu serta keperluan tamu serba teknologi tinggi, sehingga tidak lagi membutuhkan banyak staf untuk kunjungan tamu ke hotel tersebut, karena semua sudah dilayani dengan teknologi otomatis di dalam hotel.
Baca Juga:
Perusahaan Jelang HIS akan Buka 100 Biro Perjalanan di Indonesia
Hari Ini Hatta Rajasa Kampanye di Bekasi dan Cibitung
Letjen Purn Kiki Syahnakri: Tak Mungkin Babinsa Bergerak Atas Inisiatif Sendiri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar