TEMPO.CO , Jakarta: Selama empat tahun terakhir fotographer warga Ukraina, Maxim Dondyuk, menghabiskan waktunya di kamp pelatihan militer untuk anak-anak. Kamp itu terletak di gua peninggalan abad pertengahan di kawasan pengunungan Eski-Kermen di Crimea, negara yang baru merdeka dari Ukraina.
Masyarakat etnis Cossack, satu etnis minoritas yang orang-orangnya berbahasa East Slavic yang membantu Rusia menganeksasi Crimea dari Ukraina, mengirimkan anak-anak mereka usia 7-16 tahun untuk mengikuti pelatihan militer.Kawasan pegunungan Eski-Kermen sulit diakses.
Para pelatih juga etnis Cossacks pro Rusia yang mengajar dan melatih anak-anak itu bagaimana cara menjadi pembela tanah air mereka. (Baca:Separatis Ukraina Ingin Gabung dengan Rusia)
Foto-foto Maxim yang memotret aktivitas kamp militer untuk anak-anak itu dipublikasikan oleh the Business Insider, Jumat, 16 Mei 2014.
Kamp pelatihan militer itu dinamai Sich, bahasa Ukraina, yang dalam bahasa Inggris berarti "to chop", yang artinya membersihkan hutan untuk perkemahan.
Selama dua minggu anak-anak Cossack berlatih teknik militer dari pelatih mereka yang telah berpengalaman bertempur dalam berbagai konflik. Mereka berlatih dengan menggunakan berbagai senjata organik dan peluru tajam. Kebanyakan orang tua anak-anak itu ternyata bekas prajurit militer.
Tak hanya soal militer, para pelatih juga mengisi kegiatan anak-anak itu dengan berdoa dan membaca kitab suci. Etnis Cossack umumnya penganut Ortodoks Timur. (Baca: Referendum Ukraina, Kelompok Pro-Rusia Menang )
"Jika kami melatih mereka untuk membunuh namun tidak memberikan perhatian pada pelatihan spiritual, itu artinya kami mendidik mereka sebagai pembunuh sungguhan dan bukan pembea tanah air," kata Mazim mengutip penjelasan seorang staf di kamp itu.
Kegiatan mereka di mulai subuh dengan berlari sebelum sarapan dan pelatihan tembak menembak. Anak-anak itu juga dilatih memanjat tebing dan keahlian bertahan hidup.
Uniknya, kamp pelatihan militer Cossack ini terbuka untuk umum sebenarnya. Untuk masuk ke kamp ini setiap orang harus membayar 5 euro setiap harinya. Kamp ini sendiri sudah berdiri selama 10 tahun. Beberapa tamu yang pertama datang ke kamp ini adaah perwira angkatan darat dari Rusia dan Ukraina.
Meski begitu, kebanyakan warga Crimea maupun Ukraina mengetahui keberadaan kamp ini. "Kamp ini tidak terpublikasi secara luas," kata Maxim.
Awal berkunjung ke kamp ini, Maxim memberi kesan negatif, namun semakin lama ia tinggal di kamp ini ia lebih menghargai usaha para pelatih itu. (Baca: Ikuti Crimea, Dua Wilayah Ukraina Gelar Referendum )
Menariknya, di masa lalu pejabat Ukraina sanagt mencurigai etnis Cossack atas tuduhan kelompok paramiliter. Rusia juga memandang Cossack sebagai kelompok milisi. Namun, Cossack telah membantu Rusia memerdekakan Crime dari Ukraina.
THE BUSINESS INSIDER | MARIA RITA HASUGIAN
Terpopuler:
Cina Siap Lawan Vietnam di Laut Cina Selatan
Kapten Sewol Terancam Hukuman Mati
Mengaku Kristen, Perempuan Sudan Ini Digantung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar