TEMPO.CO , Serbia:Serbia dan Bosnia diterjang hujan terparah dalam 120 tahun terakhir. Hujan lebat selama satu minggu ini mengakibatkan sedikitnya 20 orang tewas dan ribuan orang telah dievakuasi ke tempat lebih aman di wilayah barat dan tengah Serbia dan perbatasan Bosnia.
Di Serbia saja, 6.000 orang terpaksa meninggalkan rumah mereka. Sementara ribuan orang lainnya sedang menunggu untuk dievakuasi karena debit air sungai Sava dan Morava masih dalam situasi membahayakan.
Serbia dan Bosnia telah mengumumkan status negara dalam keadaan darurat pada Kamis, 14 Mei 2014.
Hujan lebat juga telah membuat aliran listrik ke rumah penduduk terputus. Lebih dari 150 ribu rumah tangga hidup tanpa listrik saat ini. Hujan juga mengakibatkan terjadinya tanah longsor sebanyak 200 kali.
Pemerintah Serbia meminta bantuan negara-negara tetangganya untuk memberikan bantuan darurat setelah dua pembangkit listrik tenaga air terpaksa tidak diaktifkan karena banjir bandang.
"Tidak pernah bencana alam separah ini terjadi di Serbia," kata Aleksandar Vucic, Perdana Menteri Serbia saat menggelar pertemuan darurat dengan stafnya.
Hujan yang diperkirakan masih berlanjut hingga akhir pekan ini, membuat para pejabat Bosnia mengingatkan warga tentang kemungkinan akan lebih banyak lagi terjadi tanah longsor.
Tim bantuan dari Rusia telah tiba di kedua negara untuk memberikan bantuan.
ALJAZEERA | MARIA RITA HASUGIAN
Terpopuler:
Di Kamp Ini Kelompok Pro-Rusia Latih Anak Cossack Berperang
PBB: Pelanggaran HAM di Ukraina Mengkhawatirkan
Pemilu Menang Mutlak, Narendra Modi Pimpin India
Tidak ada komentar:
Posting Komentar