TEMPO.CO, Tel Aviv - Binyamin Netanyahu menginstruksikan militer Israel untuk mengintensifkan serangan di Jalur Gaza. "IDF (Pasukan Pertahanan Israel) disiapkan untuk membuat Hamas membayar harga yang mahal karena menembaki warga Israel," katanya.
Jet Israel dan tembakan angkatan laut menggempur sasaran di Jalur Gaza semalam sebagai bagian operasi militer besar-besaran yang diluncurkan terhadap kelompok militan Hamas di Jalur Gaza. Serangan udara terus berlanjut sepanjang Rabu pagi, melipatkan jumlah korban tewas Palestina menjadi 32 orang dalam dua hari dan lebih dari 150 orang terluka. Sejauh ini Israel telah melancarkan 440 serangan udara sejak awal minggu.
Petugas medis Palestina di Kota Gaza mengatakan, dua wanita dan empat anak-anak tewas dalam serangan di utara dan timur kota dekat perbatasan dengan Israel pada hari Rabu pagi. "Empat warga Palestina tewas dalam serangan udara, termasuk dua bersaudara yang berusia 12 dan 13 tahun di Shejaiya, sementara anak laki-laki empat tahun dan seorang wanita tewas dalam serangan di Zeitun," kata juru bicara pelayanan darurat Ashraf al-Qudra.
Pada Selasa malam, sirene dibunyikan di seluruh Israel untuk pertama kalinya sejak 2012, menggiring warga untuk bersembunyi di bunker. Seratus enam puluh lima roket ditembakkan dari Jalur Gaza ke Israel dalam 24 jam terakhir, menurut perkiraan militer Israel. Belum ada laporan kematian dari serangan roket ini. Sekitar 45 dari roket menyasar kota Yerusalem, Tel Aviv, dan Hadera, 72 km sebelah utara dari Jalur Gaza.
Pada Rabu pagi, beberapa rudal ditembakkan ke arah bandara Ben Gurion di Tel Aviv. Landasan kecil di kota Herzliya telah ditutup karena ancaman tembakan roket. Israel mengumumkan pada Selasa, pihaknya menyiapkan 40 ribu orang cadangan untuk operasi darat yang mulai bergerak ke perbatasan Gaza.
"Kami telah diperintahkan untuk memukul Hamas dengan keras," kata kepala jurubicara militer Israel, Brigjen Moti Almoz, mengatakan kepada radio militer. Ia menyatakan aksi militer akan berlangsung secara bertahap.
Militer Israel mengancam akan melakukan serangan jangka panjang untuk mengakhiri serangan roket Hamas. "Kami tidak akan mentoleransi serangan roket di kota-kota Israel, dan kami sedang mempersiapkan untuk memperluas operasi dengan segala sesuatu yang kita miliki untuk menyerang Hamas," kata Moshe Ya'alon, menteri pertahanan Israel, yang mengumumkan keadaan darurat di wilayah selatan.
Dalam sebuah pernyataan yang disiarkan secara nasional, Netanyahu mengatakan serangan roket lanjutan pada masyarakat Israel tidak akan ditoleransi. "Oleh karena itu saya telah memerintahkan militer untuk secara signifikan memperluas operasi terhadap teroris Hamas dan melawan kelompok teroris lain di Gaza," katanya.
Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, menelepon presiden Mesir, Abdel Fatah al-Sisi, pada Selasa malam untuk meminta campur tangan Mesir membela warga Palestina di Gaza. Menurut kantor berita resmi Palestina Wafa, Sisi menyatakan keprihatinannya tentang keselamatan rakyat Palestina. "Harus dilakukan gencatan senjata sesegera mungkin," katanya.
Gedung Putih mengutuk serangan roket terhadap Israel. "Tidak ada negara dapat menerima serangan roket yang ditujukan untuk warga sipil dan kami mendukung hak Israel untuk mempertahankan diri melawan serangan-serangan ganas itu," kata juru bicara Gedung Putih Josh Earnest.
AP | REUTERS | INDAH P
Tidak ada komentar:
Posting Komentar