TEMPO.CO, Tripoli - Lima diplomat Mesir dan seorang staf Kedutaan Besar Mesir yang diculik di Tripoli telah dibebaskan sebagai bagian dari barter pembebasan komandan Sabaann Hadia. Pembebasan pada Ahad, 26 Januari 2014, itu berlangsung setelah Sabaann Hadia, komandan utama dalam penaklukan Muammar Qadhafi yang ditahan di Aleksandria, mengumumkan pembebasannya melalui siaran televisi.
Tuntutan para penculik yang menyebut diri mereka sebagai kaum revolusioner Libya disambungkan dengan stasiun televisi yang berbasis di Dubai, Al Arabiya. Dalam siaran di televisi itu mereka meminta agar Hadia dibebaskan dalam waktu 24 jam dan menempatkan salah seorang diplomat Mesir di saluran telepon.
"Para penculik menuntut agar terdakwa Abu Hadia segera dibebaskan," ucap seorang pria yang menyebut dirinya Shirbini dari Pusat Kebudayaan Mesir kepada Al Arabiya.
Hadia adalah seorang komandan di Ruang Operasi untuk Revolusioner Libya, salah satu kelompok bersenjata dukungan NATO yang berperang melawan Muammar Qadhafi, penguasa terlama Libya, pada 2011. Namun sejak Qadhafi terguling, dia menolak meletakkan senjata dan menerima pemerintah Tripoli.
"Kami tak akan membebaskan diplomat Mesir bila sheikh (pemimpin) kami tak dibebaskan dalam waktu 24 jam," ujar salah seorang penculik tanpa menerangkan secara detail apa yang terjadi bila telah melewati batas waktu yang ditentukan.
Seorang pejabat keamanan Libya yang tak bersedia disebutkan namanya mengatakan kepada AFP seperti ditulis Al Jazeera, Senin, 27 januari 2014, para penculik membebaskan enam orang sebagai bagian dari kesepakatan antara Tripoli dan Kairo. Akibat penculikan diplomatnya, Mesir mengosongkan kantor kedutaannya di Tripoli dan konsulatnya di Benghazi.
Pejabat ini menerangkan, para penculik yang tidak diketahui identitasnya menuntut pembebasan Hadia yang juga dikenal dengan panggilan Abu Obeida. Tetapi salah satu pemimpin kelompok bersenjata lainnya, Adel al-Ghariani, menjelaskan kepada AFP bahwa mereka tidak terlibat dalam penculikan tersebut.
Ruang Operasi untuk Revolusioner Libya secara resmi menolak tuduhan terlibat dalam penculikan para diplomat Mesir, namun pada Jumat, 24 Januari 2014, kelompok ini menyampaikan peringatan bahwa akan ada respons keras jika Hadia tidak dibebaskan. "Kami telah menyampaikan peringatan kepada pemerintah Mesir bahwa bakal ada respons keras terhadap situasi keamanan di negeri ini," ucap Adel al-Gharyani kepada kantor berita Reuters.
AL ARABIYA | CHOIRUL
Berita Terpopuler:
Di Survei Ini, Prabowo Subianto Selalu Jadi Juara
Survei: Jokowi Bertahan, Prabowo-Aburizal Jeblok
Cuit Anas Urbaningrum: Demokrat Ganti Ketua Umum
Irfan Bachdim Resmi Gabung Klub Jepang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar