TEMPO.CO, Bangkok– Pemilihan umum Thailand akan tetap digelar pada 2 Februari mendatang. Hal ini membuat para pendemo anti-pemerintahan mengancam akan turun ke Bangkok dan melakukan boikot.
Menanggapi hal ini, Asisten Kapolri Letjen Amnart An-atngam, pada Rabu kemarin menyatakan, sebanyak 250 ribu polisi akan dikerahkan di seluruh wilayah, terutama di Bangkok. Selain itu, seperti dikutip dari Asia One, sebanyak 1450 unit aksi cepat tanggap akan berjaga di kantor polisi.
Pemilu awal sudah digelar belum lama ini. Amnart menuturkan, pada pemilu tersebut, sebanyak 80 persen tempat pemungutan suara (TPS) aman dari insiden. Ia berharap, hal serupa juga terjadi pada pemilu di 93.535 TPS di 77 provinsi pada hari Minggu ini
Pada pemilu sebelumnya, para demonstran anti-pemerintahan Perdana Menteri Yingluck Shinawatra menyerbu sejumlah (TPS) di Bangkok. Mereka merantai pintu-pintu TPS dan memblokir akses menuju TPS.
Akibatnya, menurut Deputi PM sekaligus Menteri Luar Negeri Thailand Surapong Tovichakchaikul mengatakan 45 dari 50 TPS di Bangkok tutup, dan pemilihan awal di 10 dari 76 provinsi di Thailand terganggu.
ANINGTIAS JATMIKA | ASIA ONE
Berita Lainnya:
Lantaran Snowden, Kepala Intel Inggris Diganti
NSA Manfaatkan Game Angry Birds untuk Curi Data?
Komisi Penyelidikan Internet Diumumkan di Davos
57 Persen Warga Muda Amerika Dukung Snowden
Intel Lapangan Amerika Serikat Ingin Snowden Mati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar