TEMPO.CO, Kiev- Presiden Ukraina Viktor Yanukovych, Sabtu 25 Januari 2014 malam, menyampaikan tawaran kompromi mengejutkan dan luas kepada para pengunjuk rasa yang telah menduduki ibukota, Kiev. Yanukovych memberikan tawaran kursi perdana menteri kepada pemimpin oposisi, memberikan amnesti kepada mereka yang terlibat dalam bentrokan dengan polisi, dan memulai reformasi konstitusional.
Trio politisi yang telah menjadi pemimpin de facto dari protes anti-pemerintah menolak tawaran itu. Tetapi mereka mengatakan bersedia untuk bernegosiasi.
Setelah beberapa jam pertemuan pada hari Sabtu 25 Januari 2014, diumumkan bahwa Yanukovych telah menawarkan posisi perdana menteri untuk Arseny Yatsenyuk, dari Partai Fatherland. Ia juga menawarkan wakil perdana menteri kepada Vitali Klitschko, seorang mantan petinju kelas berat yang juga pemimpin oposisi.
"Presiden yakin bahwa kerja sama dengan oposisi akan membantu Ukraina bersatu dan melakukan reformasi yang diperlukan bagi negara dan masyarakat," kata sebuah pernyataan di situs Yanukovych. Ia juga menyerukan agar protes jalanan yang sudah berlangsung sejak akhir tahun lalu itu diakhiri.
Klitschko mengatakan para demonstran tidak akan meninggalkan Independence Square dan pengepungan terhadap area di sekitarnya. Yatsenyuk menulis di akun Twitternya: "Tidak ada kesepakatan dengan Yanukovych. Kami akan menyelesaikan apa yang kita mulai. Rakyat yang memutuskan siapa pemimpin kita, bukan Anda."
Tapi, ketika Yatsenyuk memberikan pernyataan kepada massa di Independence Square, ia tidak mengesampingkan kemungkinan untuk menerima tawaran untuk posisi perdana menteri dan mengatakan bahwa sidang parlemen darurat yang akan diselenggarakan Selasa 28 Januari 2014 yang akan menjadi faktor kuncinya. Klitschko mengatakan ia hanya akan menyetujui kesepakatan jika Yanukovych setuju adanya pemilihan presiden.
Negosiasi ini adalah puncak dari unjukrasa di jalanan Kiev sejak akhir tahun lalu yang kemudian berujung pada bentrokan berdarah antara massa dengan polisi. Setidaknya tiga orang tewas dan ratusan luka-luka akibat bentrokan beberapa hari lalu.
Guardian | Abdul Manan
Berita Lainnya:
Aktivis HAM Cina Dihukum 4 Tahun Penjara
Demonstran Blokir 45 dari 50 TPS di Bangkok
Peringatan Tiga Tahun Revolusi Mesir, 29 Tewas
Hollande Berpisah dengan Trierweiler
Dua Kubu Suriah Sepakat Bertemu di Jenewa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar