TEMPO.CO , London: Sebuah organisasi media global mulai melakukan misi kebebasan pers pertamanya ke Inggris, Rabu 15 Januari 2014. Misi ini dilakukan menanggapi kekhawatiran tentang rencana pemerintah untuk mengatur media sebagai tanggapan atas pemberitaan soal dokumen rahasia yang dibocorkan eks analis intelijen Amerika Serikat, Edward Snowden .
World Association of Newspapers and News Publishers (WAN-IFRA), yang berbasis di Paris, mengatakan, mereka akan bertemu Menteri Kebudayaan Maria Miller sebagai bagian dari kunjungan ke Inggris untuk membicarakan "perkembangan yang mengkhawatirkan" itu .
WAN-IFRA mengatakan, misi kebebasan pers semacam ini sebelumnya telah dilakukan di negara-negara seperti Afrika Selatan, Libya, Yaman, Azerbaijan dan Myanmar. Tetapi, misi semacam ini sebelumnya tidak pernah dilakukan di Inggris.
"Anggota WAN IFRA sangat prihatin dengan perlakuan pemerintah Inggris terhadap profesi jurnalis dan upayanya untuk mengendalikan debat publik," kata Kepala Eksekutif WAN IFRA Vincent Peyrègne dalam sebuah pernyataan .
"Tindakan Pemerintah Inggris ini membawa konsekuensi jauh ke seluruh dunia -terutama negara Persemakmuran - dan setiap ancaman terhadap independensi jurnalisme di Inggris dapat digunakan oleh rezim represif di seluruh dunia untuk membenarkan kontrol mereka atas pers."
Surat kabar Inggris bereaksi dengan waspada dan marah atas sistem peraturan baru terhadap pers yang diusulkan oleh pemerintah setelah adanya skandal penyadapan telepon oleh koran Rupert Murdoch, News Corp.
Langkah-langkah terbaru ini disetujui Oktober lalu, yang diikuti oleh penyelidikan publik ke dalam pers yang diluncurkan pada tahun 2011 setelah ada pengungkapan bahwa staf di tabloid milik Murdoch, News of the World, secara ilegal menyadap pesan suara pada telpon seluler sejumlah orang, termasuk anak sekolah yang tewas dibunuh.
Rencana tersebut dirancang untuk membuat lebih mudah bagi orang-orang yang merasa dirugikan oleh pers agar komplain mereka didengar, dan itu juga akan memungkinkan pengawas baru pers tersebut menjatuhkan denda hingga US$ 1,64 juta kepada media.
Didukung oleh semua partai politik utama, proposal itu dirancang untuk mengakhiri ekses terburuk dari pers Inggris yang terkenal agresif dan haus skandal.
Beberapa surat kabar telah mengindikasikan bahwa mereka akan mengabaikan rekomendasi pengawasan dan telah bergerak dengan rencana membuat bada pengawas versi media.
Delegasi WAN-IFRA juga akan bertemu di London dengan Pemimpin Redaksi Guardian, Alan Rusbridger. Alan dikecam keras oleh sejumlah pihak di Inggris, terutama pejabat pemerintah dan parlemen, karena memberitakan dokumen bocoran dari Snowden. Bocoran dokumen itu mengungkapkan operasi intelijen badan mata-mata Amerika Serikat dan Inggris.
Reuters | Abdul Manan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar