TEMPO.CO, Bangkok - Keluarga dari korban tewas akibat unjuk rasa berdarah di jembatan Phan Fah, Bangkok secara resmi mengajukan gugatan terhadap Pejabat Perdana Menteri Thailand, Yingluck Sinawatra dan lima pejabat tinggi lainnya. Para pejabat negeri Siam ini, menurut pemeberitaan Bangkok Post, dituduh sebagai pembunuh demonstran antipemerintah.
Gugatan itu telah dilayangkan ke Pengadilan Kriminal Thailand atas nama Komite Rakyat Demokratik untuk Reformasi (PDRC). Seorang pengacara bernama Chaiway Sitthisooksakul rencananya bakal mewakili keluarga dan para janda korban dalam persidangan. Dalam bentrok berdarah 18 Februari lalu itu, dua polisi dan empat pengunjuk rasa tewas.
Dalam gugatannya keluarga para korban menganggap Yingluck dan semua pejabat yang digugat bertanggungjawab atas hilangnya nyawa para demonstran yang tewas. Sebab, mereka adalah para pejabat yang memberikan izin kepada polisi untuk mempersenjatai diri dengan senjata api yang berujung pada tewasnya anggota keluarga mereka.
Para pejabat ini juga dituding telah sengaja melakukan pembunuhan. Lantaran mereka, menurut anggapan dari gugatan keluarga korban, secara sadar telah mejadikan polisi sebagai mesin pembunuh dalam pembubaran unjuk rasa 18 Februari lalu.
Pengadilan nantinya akan segera menentukan tanggal persidangan untuk melakukan pemeriksaan awal terhadap tuduhan yang dilemparkan itu. Lantaran tuduhan ini tak berasal dari pihak penyidik kepolisian, maka pengacara keluarga korban pengunjuk rasa dibebani kewajiban untuk membuktikan tuduhannya.
Sandy Indra Pratama
Berita Lain
Ada Petinggi MUI di Balik Patgulipat Label Halal
Mengapa Muncul Pulau Misterius di Bekasi?
Pingsan, Wawan Ditolong Rudi Rubiandini
Curhat Pembantu: Bu Jenderal Galak, Suka Jambak
Catherine Wilson Akui Terima Mobil dari Wawan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar