Senin, 10 Maret 2014

Berita Internasional - Yahoo Indonesia News: Neo-Nazi Jadi Dalang Kerusuhan dan Kudeta di Ukraina

Berita Internasional - Yahoo Indonesia News
Dapatkan berita Internasional terkini dari Yahoo News Indonesia. Temukan berita Internasional terbaru, termasuk analisis dan opini tentang berita Internasional populer.The latest international news headlines from Yahoo Indonesia News // via fulltextrssfeed.com 
Join Delanceyplace

Sign up to receive a free quote from a non fiction book every weekday.
From our sponsors
Neo-Nazi Jadi Dalang Kerusuhan dan Kudeta di Ukraina
Mar 10th 2014, 12:10

Laporan Wartawan Tribunnews.com Reza Gunadha

TRIBUNNEWS.COM, PARIS - Kelompok oposan yang menggerakkan aksi massa sehingga berhasil menggulingkan Presiden Ukraina Viktor Yanukovych, akhir Februari 2014, ternyata dimotori oleh kaum Neo-Nazi.

Hal tersebut, terungkap dari hasil penelusuran jurnalis Le Monde, yang berbasis di Paris, Prancis. Sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin sudah berulang kali menegaskan kudeta terhadap Yanukovych didalangi Partai Svoboda yang bertendensi fasis.

Dalam artikel berjudul "Ukraine Beyond Politics", Le Monde membeberkan sejumlah bukti yang menguatkan dugaan bahwa demonstrasi yang berujung kerusuhan serta kudeta itu didalangi oleh kaum Neo-Nazi.

Surat kabar paling berpengaruh di Prancis itu menyebutkan, sebelum kudeta, para demonstrans Kiev, kota terbesar di Ukraina, selalu membawa potret Stepan Bandera (1909-1959) yang  disandingkan dengan Bendera Uni Eropa.

Stepan Bandera, adalah tokoh yang diteladani kaum Neo-Nazi di Ukraina karena pernah membela invasi Nazi Jerman ke Ukraina semasa Perang Dunia II.

Para Demonstran yang mulai menggelar aksinya sejak November 2013, yakni setelah Yanukovych membekukan perundingan persetujuan pasar bebas bersama Uni Eropa, juga didukung oleh Partai Svoboda.

Svoboda, merupakan satu-satunya yang mengusung platform anti-imigran. Partai ini, memenangkan 10,5 persen suara dalam Pemilu 2012, sehingga menempatkan 37 wakilnya di parlemen nasional.

"Kami mempertahankan negara ini dari nilai-nilai multikultural yang merusak. Lihatlah kondisi Ukraina, kaum imigran tak melahirkan budaya baru, hanya ghettos (permukiman kumuh). Tidaklah logis, 'orang-orang berbeda' tinggal dalam satu kota," kata Yuri Levchenko, kader senior Svoboda, seperti dilansir dari Le monde.

Partai Svoboda, juga dilaporkan sukses membentuk banyak organisasi bertendensi neo-fasis di berbagai daerah, yang akhirnya menjadi motor dalam kerusuhan beberapa waktu lalu. (Le Monde)

Baca Juga:

Abu Gunung Kelud juga Selimuti Yogya dan Sekitarnya

Soeharto Turun Tangan demi Usman-Harun

Jennifer Dunn Akui Terima Mobil Vellfire dari Wawan

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions

Tidak ada komentar:

Posting Komentar