TEMPO.CO, Damaskus - Pengiriman bantuan untuk ribuan warga yang tinggal di kawasan selatan Damaskus tak bisa dilakukan setelah genjatan senjata antara pasukan pemerintah dengan pemberontak buyar. "Adu nyalak senjata antara dua kubu terus berlanjut di kawasan itu," ucap utusan PBB.
Menurut laporan kantor berita Reuters, bentrok pecah pada Ahad, 2 Maret 2014, petang waktu setempat, hingga Senin, 3 Maret 2014, berlangsung di Distrik Yarmouk yang dihuni oleh mayoritas warga Palestina.
Juru bicara PBB di Ibu Kota Damaskus, Chris Gunness, mendesak semua pihak agar segera membuka koridor pengiriman bantuan ke kawasan yang saat ini mengalami masalah kekurangan gizi.
"PBB menyatakan keprihatinan yang sangat dalam atas maraknya masalah kemanusiaan di Yarmouk serta meningkatnya ketegangan akibat amuk senjata antarkelompok bertikai," ucap Gunnes, Senin, 3 Maret 2014.
Sejumlah aktivis mengatakan, lebih dari 100 ribu orang telah tewas akibat kelaparan atau menderita karena kurang makan sejak pasukan pemerintah memblokade Yarmouk setahun lalu guna mencegah masuknya suplai makanan dan obat-obatan.
AL JAZEERA | CHOIRUL
Tidak ada komentar:
Posting Komentar