TEMPO.CO, Beijing - Kementerian Luar Negeri Cina mengecam langkah Amerika Serikat yang mengirimkan tiga narapidana Uighur Cina dari pusat penahanan Teluk Guantanamo ke Slowakia, Kamis 2 Januari 2014. Mereka adalah Yusef Abbas, Saidullah Khalik, dan Hajiakbar Abdul Ghuper, tiga warga terakhir dari 22 warga Cina minoritas muslim.
"Mereka adalah teroris sejati. Mereka tidak hanya mengancam keamanan Cina tapi juga akan mengancam keamanan negara yang menerima mereka," kata Juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina, Qin Gang, Kamis, 2 Januari 2014.
Kementerian Dalam Negeri Slovakia mengkonfirmasi langkah Amerika terhadap tiga tahanan itu. Uighur adalah suku minoritas muslim yang tinggal di wilayah barat Cina, Xinjiang.
Qin mengatakan ketiga tahanan itu adalah anggota separatis East Turkestan Islamic Movement yang oleh Beijing telah dilabeli sebagai kelompok teroris. "Cina berharap Slovakia tidak memberikan suaka kepada teroris dan mengirim mereka kembali ke Cina secepat mungkin," katanya.
Qin menambahkan Departemen Luar Negeri AS tidak menghargai pasukan keamanan Cina yang telah menyerahkan teroris dalam kasus pecahnya kekerasan terbaru di Xinjiang. "Kami mendesak Amerika Serikat untuk meninggalkan standar ganda mereka ketika menangkap teroris," katanya.
Sebagian besar warga Uighur di Guantanamo ditangkap di dekat perbatasan Pakistan-Afghanistan pada akhir 2001. Mereka diyakini telah dilatih Taliban. Namun para pejabat AS menganggap mereka bukan ancaman bagi Amerika Serikat .
Pada tahun 2008, pengadilan AS memerintahkan pembebasan mereka. Para tahanan itu kemudian ditempatkan di El Salvador, Swiss, Bermuda, Albania, dan negara pulau Pasifik Palau .
Pemerintah AS mengatakan pihaknya tidak akan mengembalikan Uighur ke Cina karena mereka akan menghadapi penyiksaan di sana. Sehingga, mereka yang disebut teroris itu dikirim ke Slovakia dengan alasan kemanusiaan.
Xinjiang telah dilanda kekerasan yang menewaskan setidaknya 91 orang, termasuk beberapa polisi dalam kerusuhan di Xinjiang sejak April lalu. Cina telah menyalahkan aksi kekerasan pada militan Islam yang memiliki jaringan ke kelompok-kelompok asing, termasuk al-Qaeda.
REUTERS | EKO ARI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar