TEMPO.CO, Kuala Lumpur - Otoritas Islam di Selangor, Malaysia menyita 321 buah Alkitab dari kelompok Kristen karena mereka menggunakan kata Allah untuk menyebut Tuhan, Kamis 2 Januari 2014. Dua perwakilan Kristen sempat diminta memberi pernyataan. "Kami diberitahu bahwa kami berada dalam penyelidikan karena melanggar hukum negara Selangor. Warga non-muslim dilarang menggunakan kata Allah, " kata Ketua Masyarakat Bible Malaysia Lee Min Choon, Kamis 2 Januari 2014.
Penyitaan itu dilakukan setelah pengadilan Malaysia pada bulan Oktober memutuskan bahwa kata Arab adalah eksklusif untuk umat Islam yang kebanyakan etnis Melayu, kelompok etnis terbesar di negara itu. Sementara Kristen, Hindu dan Budha minoritas .
Sebelumnya, pemerintah membatalkan keputusan pengadilan yang memungkinkan sebuah surat kabar Katolik Roma dicetak dalam bahasa Melayu, bahasa nasional negara itu, untuk menggunakan kata Allah. Perubahan ini telah meningkatkan kekhawatiran bahwa otoritas keagamaan dan pengadilan berbeda pandangan.
Para pengamat mengatakan keputusan baru yang mempengaruhi kelompok non-muslim bisa menjadi cara untuk membelokkan kemarahan terhadap pemerintah Perdana Menteri Najib Razak dari Muslim Melayu. Apalagi, pemerintah baru saja mengeluarkan kebijakan pemotongan subsidi listrik, bensin dan harga gula.
Kristen dari negara-negara pedesaan Malaysia di Sabah dan Sarawak di Kalimantan, telah menggunakan kata Allah selama berabad-abad. Sebagian dari mereka telah pindah berbondong-bondong ke Selangor dan bagian lain dari Semenanjung Malaysia dalam beberapa tahun terakhir untuk mencari pekerjaan.
Partai politik utama dalam koalisi Najib, Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO), mengatakan Selangor akan menyerukan kepada semua gereja di negara bagian bahwa penggunaan kata Allah. "Ada hukum di Selangor dan ada keputusan Sultan. Jadi apa yang mereka lakukan adalah melaksanakan keputusan Sultan," kata Wakil Perdana Menteri dan Wakil Presiden UMNO Muhyiddin Yassin.
Sultan Selangor, salah satu dari sembilan sultan yang berfungsi sebagai kepala tituler negara Malaysia, memutuskan tahun lalu bahwa non - Muslim harus menahan diri dari menggunakan Allah dalam Alkitab. Ia meminta umat Islam untuk bersatu melawan mereka yang menyalahgunakan kata.
REUTERS | EKO ARI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar