Laporan Wartawan Tribunnews.com, Samuel Febriyanto
TRIBUNNEWS.COM – Kelompok pemberontak dan aktivis Suriah meluncurkan revolusi melawan kelompok al-Qaeda, di negara yang diporak-porandakan oleh perang saudara itu.
"Revolusi telah kembali ke jalurnya, dan sinar matahari telah terbit untuk menyinari Suriah," tulis Ibrahim al-Idelbi, seorang aktivis Suriah, dalam akun Facebooknya, dikutip dari Channelnewsasia.com, Sabtu (4/1/2014).
Pertempuran telah berlangsung selama dua hari di penjuru wilayah utara Suriah, sejak, milisi Mujahideen yang baru terbentuk, menyatakan perang melawan al-Qaeda, dan kelompok Negara Islam Irak dan Levant (ISIL).
Mujahideen mendapatkan bantuan dari dua kelompok aliansi pemberontak. "3 Januari 2014, revolusi melawan Negara Islam Irak, dan Levant dimulai," ujar Ammar seorang pemberontak lainnya di Facebook.
Para aktivis dan pemberontak telah lama menuduh ISIL menebar teror di wilayah yang dikuasai mereka, dengan cara melakukan eksekusi di muka publik, penculikan dan pembunuhan terhadap anggota kelompok pemberontak yang menjadi rival mereka, dan warga sipil.
Seorang aktivis di kota Idlib yang mengaku bernama Abu Leyla mengatakan kehadiran ISIL di Suriah telah menguntungkan pasukan loyalis Presiden Bashar al-Assad.
"Mereka merebut jalan dari para pejuang lokal, dan membuka jalan untuk para tentara. Mereka mengambil alih perlintasan perbatasan hingga menguasai pengapalan senjata dari pemberontak. Kami sudah muak dengan itu," katanya. (Channelnewsasia.com)
Baca Juga:
Penyebab Kecelakaan Paul Walker Terungkap
Jika Ada 7 Jokowi-Ahok di Indonesia, Kita Bisa Saingi Thailand
Ayah Ayu Ting Ting Ungkap Misteri Kelahiran Cucunya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar