TEMPO.CO, Kiev – Ibu kota Ukraina, Kiev, memanas. Sejumlah demonstran terus bertahan meskipun polisi berusaha membubarkan. Kerusuhan yang pecah sejak Selasa, 18 Februari 2014 siang tersebut telah menewaskan setidaknya 21 jiwa.
Polisi anti-huru-hara telah menggunakan meriam air, granat kejut, dan cara lain untuk membubarkan massa yang menduduki Independence Square. Bukannya bubar, mereka justru membalas dengan menyalakan kembang api, lemparan batu, dan bom bensin.
Kerusuhan ini, seperti dilaporkan CNN, tengah merenggut nyawa sembilan petugas polisi, sebelas pengunjuk rasa, dan seorang karyawan dari kantor pusat partai yang berkuasa. Selain itu, ratusan orang juga mengalami luka-luka.
Pemerintah Ukarina sampai mengeluarkan peringatan kepada seluruh warga di sekitar Kiev untuk tetap tinggal di rumah. Sejumlah sarana transportasi juga terpaksa ditutup untuk membantu mengendalikan situasi.
Gelombang demonstran sudah bergejolak sejak November 2013 lalu. Mereka yang menentang keputusan Presiden Ukraina Viktor Yanukovych untuk tunduk kepada tekanan Rusia dan menarik Ukraina dari perjanjian perdagangan dengan Uni Eropa. Keputusan Presiden Yanukovych ini menimbulkan gejolak panas di negara tersebut.
ANINGTIAS JATMIKA | CNN
Terpopuler
PBB Kumpulkan Bukti Kekejaman Pemimpin Korea Utara
Polisi Geledah Stasiun TV yang Wawancarai Corby
Pasukan Suriah Raih Kemenangan di Hama
Kazakstan Larang Wanita Pakai Celana Dalam Berenda
Wanita Ini Jadi Pemred Wanita Pertama di Arab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar