TEMPO.CO, Washington - Mantan Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton mendesak Kongres untuk menolak sanksi baru terhadap Iran atas program nuklirnya. Ia mengatakan bahwa "ini waktunya" untuk memberikan kesempatan bagi diplomasi untuk bekerja.
Clinton, yang disebut sebagai calon potensialpresiden dari Partai Demokrat untuk 2016, mengatakan dalam sebuah surat 26 Januari kepada Senator Demokrat Carl Levin, "Sekarang negosiasi yang serius akhirnya berlangsung, kita harus melakukan segala yang kita bisa untuk menguji apakah mereka bisa terus menuju solusi permanen."
Komentar Hillary ini disampaikan setelah Levin menulis kepadanya tentang masalah sanksi terhadap iran itu. Anggota parlemen itu mempublikasikan surat Hillary itu Ahad 2 Februari 2014 lalu.
Sebanyak 59 dari 100 senator AS, termasuk 16 dari Demokrat, mensponsori rancangan undang-undang yang akan memberlakukan pembatasan baru terhadap Iran jika pembicaraan soal kesepakatan permanen tentang nuklir Iran tersandung.
Iran, yang menegaskan ambisi nuklirnya hanya untuk tujuan damai, telah memperingatkan bahwa mereka akan menjauh dari perundingan mengenai program nuklirnya jika rancangan itu menjadi undang-undang. RUU itu kini terhenti di Senat dan ada harapan agar pemimpin Demokrat tidak akan meloloskan regulasi baru itu.
Presiden AS Barack Obama berjanji dalam pidato kenegaraan tahunannya pekan lalu untuk memveto setiap undang-undang yang mengancam pembicaraan nuklirnya dengan Teheran. Dia mengatakan kesepakatan interim ini berusaha untuk mengekang program nuklir Iran --yang sudah mulai berlaku-- dan diplomasi yang sedang berlangsung antara Iran dan enam kekuatan dunia itu penting bagi keamanan AS.
Hillary mengatakan, seperti Obama, dia tidak punya ilusi tentang mudahnya mencapai kesepakatan permanen dengan Iran. "Namun saya tidak ragu bahwa ini adalah waktu untuk memberikan diplomasi kita ruang untuk bekerja. Jika tidak, akan ada waktu untuk menempatkan sanksi tambahan di masa depan, dengan dukungan internasional yang lebih besar untuk menjamin penegakan hukumnya, dan untuk menjelajahi setiap pilihan lain di atas meja," kata Hillary.
REUTERS | ABDUL MANAN
Berita Lainnya:
Mobil VW Keluarga Ini 'Ditelan' Halaman Rumahnya
Tiga Ledakan Guncang Ibu Kota Yaman, Sanaa
Sejarah Penjara Rahasia CIA di Polandia
Gedung Putih Bungkam Soal Penjara CIA di Polandia
Opsi Soal Afganistan Pengaruhi Operasi Drone AS
Hutan Cina Terbakar, 200 Damkar Diterjunkan
KPU: Pencoblosan di 42 Konstituensi Terganggu
Hadiah Rp 1,2 Miliar untuk Penemu Biola Hilang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar