Rabu, 19 Februari 2014

Berita Internasional - Yahoo Indonesia News: AS Desak Ukraina Gencatan Senjata dengan Oposisi  

Berita Internasional - Yahoo Indonesia News
Dapatkan berita Internasional terkini dari Yahoo News Indonesia. Temukan berita Internasional terbaru, termasuk analisis dan opini tentang berita Internasional populer.The latest international news headlines from Yahoo Indonesia News // via fulltextrssfeed.com 
Create positive health habits and dramatically improve the quality of your life.

Begin by following this comprehensive system that includes tools and techniques Dashama has compiled over the past 12 years traveling the world.
From our sponsors
AS Desak Ukraina Gencatan Senjata dengan Oposisi  
Feb 20th 2014, 01:00

TEMPO.CO, Washington - Amerika Serikat, Rabu, 19 Februari 2014, mendesak pemerintah Ukraina untuk menarik polisi anti huru-hara dari Independence Square di Kiev serta menyerukan perdamaian dan berdialog dengan oposisi setelah sedikitnya 26 orang tewas dalam kekerasan terburuk sejak negara bagian Republik Soviet itu memperoleh kemerdekaan.

Deputi Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Ben Rhodes mengatakan AS akan mempertimbangkan sanksi terhadap mereka yang bertanggung jawab atas terjadinya kasus kekerasan di Ukraina.

Menggemakan pernyataan Menteri Luar Negeri AS John Kerry sebelumnya, Rhodes mengatakan Amerika Serikat sedang berkonsultasi dengan Uni Eropa tentang kemungkinan pemberian sanksi terhadap Ukraina.

"Kami terus melihat perkembangan di sana dari dekat, termasuk yang kami percaya bertanggung jawab atas kekerasan, dan kami telah membuat jelas bahwa kami akan mempertimbangkan mengambil tindakan terhadap mereka yang bertanggung jawab atas tindak kekerasan di Ukraina, termasuk dengan sanksi," kata Rhodes kepada wartawan.

Dia mengatakan AS akan berbicara dengan negara-negara Eropa tentang situasi di Ukraina menjelang pertemuan para menteri luar negeri Uni Eropa di Brussels, Kamis, 20 Februari 2014.

Para pejabat AS, yang sebelumnya telah mengatakan mereka enggan menjatuhi sanksi, lebih memilih mencari solusi diplomatik untuk krisis politik di Ukraina, yang meletus tahun lalu ketika Presiden Ukraina Viktor Yanukovich menolak kesepakatan perdagangan yang luas dengan Uni Eropa dan memilih menerima dana talangan US$ 15 miliar dari Rusia. Langkah Yanukovich ini memicu demonstrasi anti-pemerintah hingga kini.

REUTERS | ABDUL MANAN

BERITA LAINNYA

Snowden Jadi Rektor-Mahasiswa Universitas Glasgow

Gara-gara Film Korea, Pria Cina Diputus Kekasihnya

Perkosa Gadis Remaja, Serdadu AS Bunuh Diri

Wali Kota Rwanda Dihukum di Jerman karena Genosida

Kerja di Kapal Pesiar, WNI Serang Penumpang AS

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions

Tidak ada komentar:

Posting Komentar