TEMPO.CO, Glasgow - Nama pembocor program mata-mata Amerika Serikat, Edward Snowden, mencuat kembali saat Universitas Glasgow secara bulat menunjuknya sebagai rektor. Penunjukkannya itu dilakukan melalui pemungutan suara, yang dianggap banyak media sebagai penunjukkan simbolis, karena dia tak mungkin berada di sana karena alasan keamanan.
Snowden akan menjadi rektor universitas itu selama tiga tahun. Saat ini, ia berada di persembunyiannya di Rusia dan terus diburu oleh AS karena membocorkan puluhan ribu dokumen rahasia.
Hasil pemilihan secara online diumumkan kepada kandidat dan pendukung mereka tak lama setelah pemungutan suara ditutup pada 17.00 pada hari Selasa. Snowden dinominasikan oleh sekelompok mahasiswa di universitas itu yang mengatakan mereka telah menerima persetujuan melalui pengacaranya. Ia mengalahkan atlet balap sepeda Graeme Obree, penulis Alan Bissett, dan agamawan Kelvin Holdsworth.
Mengomentari terpilihnya sebagai rektor, Snowden mengatakan ia merasa tersanjung dan dihormati. Dalam sebuah pernyataan kepada Guardian, Snowden menggambarkannya sebagai keputusan berani dan bersejarah dalam mendukung kebebasan akademik.
"Dalam dunia di mana pemikiran berkembang, keterbukaan Internet menjadi sangat penting. Pengawasan massal tidak hanya masalah privasi, tetapi kebebasan akademik dan kebebasan manusia," kata Snowden.
Ia menyatakan, keputusan ini menggarisbawahi pembelajaran yang sangat penting tentang makna keberanian. "Terutama keberanian untuk menyelidiki, untuk bereksperimen, dan untuk mempertanyakan," katanya.
GUARDIAN | TRIP B
Tidak ada komentar:
Posting Komentar